Rabu, 16 November 2011

Sepenggal Ceritaku di Tanah Bestari Pucuk cerita dari sebuah catatan kehidupan duniawi Menyeret pena langkahku tuk menari di sebuah sisi Menerawang jauh dari angan yang hendak aku daki Menuju sebuah gerbang bertuliskan “Bestari” Bestari Nama yang belum pernah terlintas di anganku Nama yang sebelumnya tak pernah menjamah waktuku dan Kesempatan yang tak pernah terduga oleh nalarku Keajaiban yang tak pernah sempat terpikir oleh logikaku Pijakan-pijakan kakiku teramat berat Bahuku tak seperti sedia kala ku angkat Entah... Mungkin aku belum mengenalnya Atau karena terlalu hijau ku tuk berdekatan dengannya Aku merasa... Dentingan jam berasa lamban mengemban Tanah-tanah serasa kering kerontang Meski angin mulai menyapa pelan Bestari... Lama terpendam tak ingin sebenarnya ku temuimu Pertemuan itu membisukanku Seperti layu aku karenamu Bestari... Perlahan aku ku dekati Terlihat sorot mata menyambutku Sorot mata yang berbinar Sorot mata yang tiada hadir sebelumnya Memberi sedikit celah kehangatan Mengundang hasrat penuh keramahan Kian hari ku merasa ada nada mengalun sayu Pelan terdengar oleh telingaku Berbisik, tentang ulas senyum itu Apa itu haru? Apa itu sendu? Bukan... Itu bukan haru... Itu bukan sendu... Namun, sebuah rasa kasih menelusuk lembut Membawaku dalam duniamu Bestari... Kau tumbuhkan kasih... Kau kobarkan semangat tanpa pamrih... Bestari.. Meski tak selamanya ku berpijak bersamamu Meski berat ku melangkah jauh darimu Tiada apa Kau telah memberiku seteguk air kehidupan Yang mengajarkan arti sebuah pertemuan Yang menawarkan racun perpisahan Bestari... Semoga kau tetap merekah Semoga kau tetap mempesona Tegak berdiri di atas kakimu Gegap gempita dalam nada suka cita Bestari... Dalam lamunanku kau mengadu Sertakanku dalam setiap doamu Ku tunggu selalu lambaian tangan semangatmu (Terinspirasi oleh kehangatan siswa SMA 1 Probolinggo)
Simpanse memiliki tinggi tubuh mencapai 130 cm. Berat 75 kg. Tubuh ditutupi oleh rambut berwarna hitam, kecuali pada perut hingga tungkai belakang ( kaki ) berwarna keabuan, sedangkan pada jari-jari tidak ditumbuhi rambut. Sangat aktif dan cerdas, bisa bertepuk tangan. Makanannya adalah buah dan daun. Arboreal. Memiliki puting di dada berjumlah 2. Berjari 5. Umur mencapai 40 tahun. Masa bunting 270 hari. Beranak 1 ekor. Mulai dewasa umur 7 tahun. Karakter Pembeda : Memiliki suara yang berbeda-beda sebagai bahasa primitif. Tidak berekor. Cara berjalan plantigrad. Pada bagian pantat terdapat penebalan kulit sebagai anus ( betina berwarna pastel, jantan berwarna kehitaman ). Pada simpanse jantan terdapat testis di bagian dekat anus berwarna kehitaman. Distribusi : Afrika Tengah dan Barat

Senin, 10 Oktober 2011

Laporan Uji Katalase

UJI KATALASE
KAJIAN TEORI
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, dan Clostridium.
Beberapa bakteri mampu memproduksi enzim katalase. Beberapa bakteri diantaranya memproduksi katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan jumlah yang banyak pada bakteri aerob. Sedangkan bakteri anaerob obligat tidak memproduksi enzim katalase karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut untuk mendapatkan oksigen.
Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi.
Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung. Hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase negatif, sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri katalase negatif tidak memiliki enzim katalase yang menguraikan H2O2.
Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi, bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzim katalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakteri katalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 dimana indikator yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah dilakukan. Dengan enzim katalase, H2O2 diurai dengan reaksi sebagai berikut.
HASIL
Dari hasil praktikum uji katalase yang kami lakukan, dapat
2H2O2 --> 2H2O + O2
UJI MOTILITAS

Menurut Hastuti (2002) kebanyakan sel bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak memiliki falagel. Hal ini senada dengan pernyataan Taringan (1988) yang menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri yang mempunyai flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya berbeda-beda tergantung kepada spesiesnya. Berdasarkan jumlah dan posisi flagel dapat Menurut Taringan (1988) dibedakan menjadi:
• Monotrikh : mempunyai satu flagel
• Ditrikh : mempunyai dua flagel
• Pentrikh : mempunyai banyak flagel pada permukaan tubuh
• Lopotrikh : mempunyai flagel pada salah satu ujung tubuh bakteri yang berjumlah lebih dari dua buah
• Amfitrikh : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan
• Atrikh : tidak memiliki flagel

Flagel tersusun atas tiga bagian yaitu 1) pangkal (basal) merupakan bagian yang berhubungan dengan membran palasma, 2) hook yang pendek, 3) filamen yang bentuknya seperti benang yang panjangnya sampai beberapa kali melebihi pangjang tubuhnya. Menurut Gross (1995) struktur bakteri yang berflagel itu kaku dan dilengkapi dengan gelendong yang berbentuk spiral. Gelendong spiral tersusun atas protein yang disebut dengan flagelin yang merupakan unit dasar penyususn flagela.
Untuk mengamati gerak pada bakteri dengan baik maka bisa menggunakan metode tetesan bergantung (Hastuti, 2002). Dalam pengamatan gerak bakteri, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu motalitas bakteri dan gerak brown. Bakteri yang bersifat motil akan nampak jelas bergerak, dan bergeraknya melaju kearah tertentu, sedangkan sel bakteri yang tampak sebagai gerak brown adalah gerakan yang bukan berasal dari bakteri itu sendiri melainkan dikarenakan adanya partikel-partikel air yang ada disekeliling sel atau adanya energi kinetik. Pada gerak brown, organisme bergetar dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang yang sama satu sama yang lain (Volk, 1988)
Motalitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada biakan yang sudah lama akan dapat menjadi penuh sesak dengan makhluk hidup yang giat dan banyak bakteri yang sudah mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan produk yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri pada biakan (Volk, 1988).
Menurut Taringan (1988) beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur yang sangat mulus yang hanya terjadi kalau persentuhan dengan benda padat. Kebanyakan bakteri yang dapat “berenang” dapat mendekati atau menjauhi berbagai senyawa kimia yang disebut kemotaksis.


A. Topik : Pengamatan Gerak Sel Bakteri Dengan Metode
“Tetesan Bergantung”
B. Hari/tgl Praktikum : Selasa, 25 februari 2008
C. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui gerak bakteri.
D. Dasar Teori.
Menurut Hastuti (2002) kebanyakan sel bakteri dapat bergerak dengan menggunakan flagel, akan tetapi ada bakteri yang tidak dapat bergerak karena tidak memiliki falagel. Hal ini senada dengan pernyataan Taringan (1988) yang menyatakan bahwa gerak bakteri terjadi pada bakteri yang mempunyai flagel, karena flagel ini merupakan alat gerak bagi sel bakteri. Flagel merupakan bulu-bulu cambuk yang dimiliki oleh beberapa jenis bakteri dan letaknya berbeda-beda tergantung kepada spesiesnya. Berdasarkan jumlah dan posisi flagel dapat Menurut Taringan (1988) dibedakan menjadi:
• Monotrikh : mempunyai satu flagel
• Ditrikh : mempunyai dua flagel
• Pentrikh : mempunyai banyak flagel pada permukaan tubuh
• Lopotrikh : mempunyai flagel pada salah satu ujung tubuh bakteri yang berjumlah lebih dari dua buah
• Amfitrikh : mempunyai flagel pada sisi tubuh yang berlawanan
• Atrikh : tidak memiliki flagel

Flagel tersusun atas tiga bagian yaitu 1) pangkal (basal) merupakan bagian yang berhubungan dengan membran palasma, 2) hook yang pendek, 3) filamen yang bentuknya seperti benang yang panjangnya sampai beberapa kali melebihi pangjang tubuhnya. Menurut Gross (1995) struktur bakteri yang berflagel itu kaku dan dilengkapi dengan gelendong yang berbentuk spiral. Gelendong spiral tersusun atas protein yang disebut dengan flagelin yang merupakan unit dasar penyususn flagela.
Untuk mengamati gerak pada bakteri dengan baik maka bisa menggunakan metode tetesan bergantung (Hastuti, 2002). Dalam pengamatan gerak bakteri, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu motalitas bakteri dan gerak brown. Bakteri yang bersifat motil akan nampak jelas bergerak, dan bergeraknya melaju kearah tertentu, sedangkan sel bakteri yang tampak sebagai gerak brown adalah gerakan yang bukan berasal dari bakteri itu sendiri melainkan dikarenakan adanya partikel-partikel air yang ada disekeliling sel atau adanya energi kinetik. Pada gerak brown, organisme bergetar dengan laju yang sama dengan menjaga hubungan ruang yang sama satu sama yang lain (Volk, 1988)
Motalitas dapat diamati dengan baik pada biakan yang masih baru. Pada biakan yang sudah lama akan dapat menjadi penuh sesak dengan makhluk hidup yang giat dan banyak bakteri yang sudah mati, sehingga sangat sukar untuk mendapatkan sel yang motil, selain itu produksi asam dan produk yang bersifat racun dapat menyebabkan hilangnya motalitas sel bakteri pada biakan (Volk, 1988).
Menurut Taringan (1988) beberapa bakteri dapat melakukan gerakan meluncur yang sangat mulus yang hanya terjadi kalau persentuhan dengan benda padat. Kebanyakan bakteri yang dapat “berenang” dapat mendekati atau menjauhi berbagai senyawa kimia yang disebut kemotaksis.


E. DATA
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
No Koloni Bakteri Motil Immotil
1 I 
2 II 




F. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan untuk mengamati gerak bakteri melalui preparat “tetesan bergantung” kedua sel bakteri dari koloni satu dan dua terlihat adanya pergerakan menuju arah tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri yang diamati bersifat motil atau memiliki kemampuan bergerak.

G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini digunakan untuk mengamati gerak pada bakteri. Dalam praktikum ini digunakan metode “tetesan bergantung”. Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak bakteri yang bebas bergerak (tidak terhimpit kaca benda-kaca penutup) dan untuk keamanan praktikum, karena bakteri hanya akan berada pada ruang antara kaca benda dan kaca penutup (tidak bebas/terdedah).
Dalam praktikum ini, sel bakteri yang diletakkan diatas aquades steril di atas preparat sediaan “tetesan bergantung” akan membentuk sistem koloid. Partikel air kemudian bertumbukan dengan molekul koloid, yang gerakannya adalah gerakan lenting sempurna. Tetapi karena ukuran bakteri lebih besar dari molehul air, maka gerakannya lambat.
Dari sediaan preparat “tetesan bergantung” hanya dapat mengamati bakteri selama fluida masih bergantung pada kaca penutup, jika fluida telah menetes pada kaca benda, pengamatan akan sulit dilakukan. Melalui preparat tersebut dapat dilihat mikroba yang bergerak, pengelompokan bakteri secara natural dan raksi bakteri terhadap bahan kimia (Kenneth, 1964).
Gerak bakteri pada bakteri yang bersifat motil diakibatkan oleh adanya struktur atau organ sel bakteri yang berbentuk benang yang disebut flagella. Karena flagella pada bakteri berfungsi untuk bergerak. Flagella berbentuk panjang dan ramping. Pada umumnya memiliki panjang sekitar 12 sampai 30 nm. Falgella dapat dilihat pada mikroskop cahaya jika ditambah dengan substansi khusus yaitu mordan yang merupakan substansi yang dapat mempertajam pengamatan yang berfungsi untuk membesarkan garis lengan flagella, setelah itu pada sediaan digunakan suatu zat pewarna sehingga flagella dapat terlihat (Volk, 1988). Flagel tersusun atas tiga bagian, yaitu: pangkal (basal) adalah bagian yang berhubungan dengan membran plasma, “Hook” yang pendek dan filamen yang bentuknya seperti benang, panjangnya sampai beberapa kali melebihi panjang tubuhnya (Tarigan 1988:148).
Menurut Volk (1988) kemampuan suatu organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas (daya gerak). Hampir semua sel bakteri spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri yang berbentuk kokus bersifat tidak bergerak (immotil).
Dari hasil pengamatan dalam praktikum ini, dari kedua koloni bakteri yang diamati keduanya memiliki kemampuan bergerak. Dari pengamatan bentuk bakteri diketahui bahwa bentuk kedua bakteri yang diamati adalah berbentuk basil. Hal tersebut memperkuat penyataan Volk (1988) yang menyatakan bahwa sebagian bakteri berbentuk basil bersifat motil. Dari hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa bakteri yang diamati (keduanya) memiliki flagel sebagai alat geraknya. Namun demikian, dalam praktikum ini tidak dilakukan pengamatan flagel.
Pergerakan bakteri yang diamati berbeda dengan ‘gerak’ pada bakteri yang bersifat immotil/tidak bergerak. Pergerakan pada bakteri yang bersifat motil menunjukkan pergerakan yang lebih kompleks, menuju ke arah tertentu (bukan gerak brown)sedangkan ‘gerak’ pada bakteri yang bersifat tidak motil adalah gerak maju mundur secara zig-zag yang disebut dengan gerak brown. Gerak brown terjadi karena adanya benturan dengan molekul air (Volk, 1988). Fariaty (1995) juga menyatakan bahwa gerak brown adalah gerak partikel koloid yang bergerak dengan arah zig-zag, gerakan ini disebabkan adanya tumbukan antara molekul-molekul pelarut dengan molekul koloid. Tumbukan yang terjadi adalah lenting sempurna, artinya tenaga kinetik molekul pelarut dan partikel koloid sama tapi karena partikel koloid lebih besar maka gerakannya lebih lambat jika dibandingkan dengan molekul pelarut.
Flagel yang ada pada bakteri selalu berleuk, apalagi jika bakteri sedang bergerak. Di dalam medium cair, vibrio penyebab kolera dapat mencapai kecepatan renang 20 cm per jam. Ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa, sebab kecepatan itu sama dengan kecepatan lari seorang yang menempuh 0,3 km per menit, atau 18 km per jam. Gerakan flagel menyebabkan bakteri terdorong ke depan. Jadi flagel mempunyai fungsi seperti bolan-baling pada kapal laut (Dwidjoseputro, 1978).

H. DISKUSI
1. keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan metode “tetesan bergantung” dalam pengamatan gerak bakteri adalah:
a. sel bakteri akan lebih leluasa atau mudah bergerak karena dalam media aquadest steril yang menggantung memberikan ruangan yang lebih besar untuk bakteri bergerak, sedangkan tetesan aquadest steril yang menempel pada permukaan obyek glass (tidak menggantung), akan membuat bakteri terhimpit sehingga tidak dapat bebas bergerak.
b. melalui “tetesan bergantung” sel bakteri tidak akan mati terhimpit kaca penutup dan kaca benda, karena pada metode ini kaca benda yang digunakan adalah kaca benda yang cekung pada bagian tenganya.
c. karena posisi bakteri yang menggantung diatas cekungan, maka bakteri tidak membahayakan praktikan seandainya saja bakteri tersebut bersifat patogen (bakteri terisolasi).
d. lebih mudah mengamati gerak sel bakteri karena sel-sel bakteri hanya bergerak sebatas tetesan aquadest steril sebagai media tinggal bakteri.
2. kegunaan biakan murni bakteri adalah untuk memperoleh bakteri yang masih giat sehingga motilitas bakteri mudah diamati.

I. KESIMPULAN
1. Bakteri hasil biakan murni baik yang berasal dari depan gedung Biologi UM maupun di depab gudang Biologi UM adalah bakteri yang berbentuk basil dan dapat bergerak.
2. Sel bakteri dapat bergerak berpindah tempat karena mempunyai struktur yang bersifat motil yaitu flagela.
3. berdasarkan bisa tidaknya suatu bakteri bergerak, maka bakteri dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu
a. sel bakteri yan bersifat motil
yaitu sel bakteri yang memiliki flagel sehingga dapat berpindah tempat.
b. sel bakteri yang tidak motil
yaitu sel bakteri yang tidak berflagel. Gerakannya disebut gerak brown.

DAFTAR RUJUKAN

Burdon, Kenneth & Robert P. Willams. 1964. Microbiology. New York: The Macmillan Company.
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Fariaty.1995. Kimia Larutan I. Malang: IKIP MALANG
Gross, Trevor dkk. 1995. Introoductory Microbiology. London: Chapmaan & hall University and Proffesional Dinsion.
Hastuti, Sri Utami. 2002. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UM Press.
Taringan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.
Volk, Swisley A & Margareth F Whceler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


http://alkhanza7.multiply.com/journal/item/3/Gerak_bakteri

Senin, 29 November 2010

pengetahuan tentang stres

Stres : peristiwa fisik atau psikologi apa pun yang dipersepsikan potensial dalam mnyebabkan ganggguan fisik maupun distres secara emosional.
Self-healing personality Vs Diasea- prone personality
Self-helaing personality Diasea-prone personality
Kecenderungan bertingkah laku - Menghindari konflik
- Tidak perfeksionis
- Ekstrovert
- Menyelesaikan tugas tepat waktu - Terlibat konflik interpersonal
- Perfeksionis
- Introvert
- Menunda tugas
Ekspetasi dan belief - Punya bias positif dalam penginterpretasian peristiwa penuh tekanan
- Punya locus of control internal
- Punya self-effecacy yang tinggi
- Optimistik
- Berusaha mencapai tujuan, fokus pada hasil positif - Punya bias yang negatif dalam menginterpretasikan peristiwa penuh tekanan
- Punya locus of control eksternal
- Punya self-effeccy yang rendah
- Pesimistik
- Menghindari pencapaian tujuan, fokus pada hasil negatif
Karakteristik personal - Tidak neurotik
- Dapat menyesuaikan diri dengan baik
- Punya self-esteem yang tinggi
- Mandiri
- Accesible attitudes-mengetahui hal-hal yang disukai dan tidak - Neurotik
- Tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik
- Punya self-esteem yang rendah
- Bergantung pada orang lain
- Inaccesible attitudes-tidak mengetahui hal-hal yang disukai dan tidak

Kett :
Self healing personality : pribadi yang cenderung mampu menyembuhkan diri sendiri
Diasea prone personality : pribadi yang rentan terkena penyakit
Mengatasi stres :
1. Meningkatkan kebugaran fisik
2. Emosi positif dan pengendalian kontrol
3. Dukungan sosial ( kenyamanan fisik atau psikis yang diberikan teman atau keluarga )
Baron, Robert A. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga.

Kamis, 18 November 2010

Resume Mitosis

BIOLOGI SEL
Ade Intan P.A. (083204004)
Pend. Biologi ‘08
MITOSIS
Terjadi pada semua sel somatis, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Dengan adanya mitosis maka terjadilah proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. Tahapan pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan telofase.
a. Profase, fase pertama, paling banyak memerlukan energi.
Ciri-ciri profase adalah sebagai berikut :
 Selaput inti serta nukleolus menghilang.
 Benang-benang kromatin memendek dan menebal, membentuk kromosom yang tampak jelas dalam nukleus.
 Kromosom mengalami duplikasi menjadi sepasang kromatid (hasil dari tahapan interfase).
 Kedua kromatid yang terbentuk disatukan/ dihubungkan oleh sentromer / kinetokor.
 Pada sitoplasma, sentriol dan sentrosom memisah dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan terjadinya benang-benang gelondong diantara kedua sentriol tersebut.
b. Metafase, terjadinya pembagian kromatid di daerah ekuator.
Ciri-ciri metafase adalah sebagai berikut :
 Sentromer pada masing-masing kromosom terletak pada bidang ekuator.
 Bidang pembelahan terbentuk di bagian tengah sel.
 Kromatid bergerak ke arah bidang pembelahan dan akhirnya berkumpul pada bidang pembelahan tersebut.
 Beberapa benang gelondong melekat pada sentromer dari masing-masing kromosom sehingga disebut benang-benang kromosom.
c. Anafase,
Ciri-ciri Anafase adalah sebagai berikut :
1). Sentromer pada masing-masing kromosom berpindah dari satu kutub ke kutub lainnya dengan lengan kromosom yang membentang di antara kedua kutub.(pemindahan dapat di jelaskan dengan model mikrotubul, sliding cytoplasmic filament model, dan dynamic equilibrium model).
2). Proses sitokenesis dimulai dan membagi dua sel yang komponen kromosomnya sama.
d. Telofase, merupakan tahap akhir pembelahan.
Ciri-ciri telofase adalah sebagai berikut :
 Kromosom telah sampai ke kutub masing-masing dan berangsur-angsur berubah kembali menjadi benang-benang kromatin, yang akhirnya lenyap tidak kelihatan.
 Anak inti/nukleus mulai muncul kembali.
 Membran nucleus mulai terbentuk.
 Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma yang membagi sel menjadi dua, sehingga terbentuk dua sel anak yang identik satu sama lain.

MEIOSIS
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin (gamet). Tujuan pembelahan ini adalah untuk mengurangi jumlah kromosom sel induk dari diploid (2n) menjadi haploid (n). Meskipun inti sel yang dihasilkan hanya mengandung setengah jumlah kromosom diploid, kromosom set lengkap secara genetis, karena masing-masing memperoleh satu inti dari setiap pasangan kromosom homolog.
Meiosis mengalami dua tahap pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
 Meiosis I
a. Profase I, meliputi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
1). Leptoten, benang-benang kromatin memendek dan menebal, serta mudah menyerap warna.
2). Zigoten, sentrosom membelah menjadi dua dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sementara itu kromosom homolog saling berpasangan(bivalen), peristiwa ini disebut sinapsis.
3). Pakiten, terjadi duplikasi kromosom.
4). Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan memisahkan diri, kecuali pada titik dimana terbentuk kiasma.
5). Diakinesis, dua sentriol sampai pada kutub yang berlawanan, terbentuk gelondong pembelahan, membran inti dan nukleolus menghilang.
b. Metafase I
1). Pasangan kromosom homolog berderet di daerah ekuator.
2). Sentromer menuju ke kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
c. Anafase I
1). Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan tanpa pemisahan sentromer.
2). Gelondong dan seluruh isi sel memanjang ke arah kutub.
d. Telofase I
1). Terbentuk membran nukleus.
2). Terjadi proses sitokinesis (pembelahan sitoplasma sel).
3). Terbentuk dua sel anak yang haploid (n)
Interkinesis (interfase)
Adalah periode antara akhir telofase I dan awal profase I dan II. Periode ini biasanya sangat singkat. DNA dari dua nukleus yang dihasilkan oleh pembelahan meiosis I tidak terlibat dalam replikasi selama interkinesis.
 Meiosis II
a. Profase II
1). Benang-benang kromatin yang terbentuk kembali pada akhir meiosis I memendek dan menebal membentuk kromosom.
2). Sentriol membelah menjadi dua, dan masing-masing bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
3). Terbentuk benang-benang spindel dari sentriol sehingga menghasilkan gelondong pembelahan.
4). Selaput inti (karioteka) dan nukleolus menghilang.
b. Metafase II
1). Kromatid bergerak berjajar dan beraturan di bidang ekuator.
2). Benang spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
c. Anafase II
1). Seluruh isi sel beserta benang-benang spindel dari gelondong bertambah panjang.
2). Kromatid yang berpasangan saling berpisah, dan masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
d. Telofase II
1). Benang-benang kromatid yang telah sampai di kutub berubah menjadi benang-benang kromatin.
2). Karioteka dan nukleolus terbentuk kembali.
3). Pada bidang pembelahan terbentuk sekat yang membagi sitoplasma menjadi dua bagian.
4). Terbentuk 4 sel baru yang masing-masing memiliki kromosom setengah dari jumlah kromosom yang dimiliki sel induknya.
Sitokinesis
Adalah peristiwa pembelahan sitoplasma. Pada organisme eukariotik sitokenesis terjadi setelah pembelahan inti. Namun , untuk beberapa sel eukariotik yang tidak memiliki nukleus, seperti sel tapis pada tanaman ia berada di dekat sel yang mengalami nukleasi.
Secara umum, sel hewan dan sel tumbuhan terbagi menjadi dua sel dengan pembagian sitoplasma yang terletak diantara dua nukleus yang baru dibentuk. Pada hewan, sitokenesis melibatkan pengerutan pada lekukan pembelahan yang menyebabkan kontraksi mukrofilamen menekan sel menjadi 2. Namun pada tumbuhan sitokenesis diawali dengan pembentukan sel piring (vesikel) untuk pembentukan dinding sel.

DIFERENSIASI DAN SPESIALISASI
Perkembangan yang kompleks, organisme multiseluler seperti manusia disertai dengan perubahan dimana satu sel terspesialisasi (pembuahan telur atau zygot) pada akhirnya memberikan perkembangan sel dan jaringan yang sangat khusus dalam struktur dan fungsi. Proses perubahan karakter meliputi 4 komponen: determinasi, diferensiasi, pertumbuhan, dan morfogenesis. Pada beberapa tahap awal perkembangan suatu organisme, semua sel memilki potensi untuk berkembang menjadi salah satu dari berbagai macam jenis jaringan. Kemampuan ini disebut dengan totipotensi. Selam proses diferensiasi terbentuk sifat- sifat baru dan spesifik. Namun ada juga yang tidak mengalami pembentukan melainkan degenerasi atau hilangnya struktur dari organisme tersebut karena adanya proses biokimia. Misalnya, diferensiasi sel-sel darah merah pada mamalia.
Diferensiasi dari sel-sel organisme yang sedang berkembang biasanya juga disertai dengan pertumbuhan, yaitu peningkatan ukuran dan jumlah sel-sel yang ada pada suatu organisme. Pertumbuhan pada prosesnya selalu diikuti dengan morfogenesis bentuk. Dalam proses ini diferensiasi dan sel-sel tumbuh sehingga meninbulkan karaktristik yang berbeda pada tiap organisme. Pola diferensiasi sel didasarkan pada sifar dari DNA dalam inti sel. Ekspresi gen secara teratur terjadi melalui 3 tingkatan, yaitu:
1. Melibatkan interaksi molekul atau metabolisme seperti aksi massa dan fungsi enzimallosterik.
2. Kontrol dilakukan melalui interaksi antara inti sel, sitoplasma, dan organel sitoplasma.
3. Kontrol melibatkan interaksi antara sel secara keselurihan dan lingkungannya.

Interaksi Intrinsik
Salah satu dari interaksi intrinsik adalah transplantasi sel inti. Agus Weissman mengusulkan agar diferensiasi dan spesialisasi bisa terjadi karena hilangnya progresif gen tertentu dari genom saat pembelahan mitosis secara berturut-turut. Oleh karena itu untuk membuktikan kebenaran dari usulannya ia melakukan serangkaian percobaan pada sel telur amfibi. Dan ternyata terbukti dari hasil percobaan wiessman bahwa diferensiasi dan spesialisasi dapat terjadi karena hilang progresif gen tertentu.

Pengaruh Lingkungan Luar terhadap Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel secara langsung dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Efek langsung dari lingkungan dapat kita lihat pada Fucus (ganggang coklat). Fucus yang dipupuk sel telor tidak memiliki topological polaritas nyata. 15 jam setelah pemupukan rizoid berkembang. Ini menunjukkan bahwa lingkungan luar berpengaruh cukup besar terhadap diferensiasi sel.



REGULASI
Efek regulator dilakukan dilakukan oleh substrat melalui aksi massa. Aksi massa ini mempengaruhi seluruh reaksi-reaksi di jalur metabolisme, sehingga mekanisme kontrol yang terjadi tidak spesifik. Meskipun demikian terdapat mekanisme spesifik pada jalur regulasinya. Pada suatu mekanisme, jalur reaksi yang spesifik dari suatu enzim katalis dipengaruhi oleh tipe dan jumlah tertentu dari regulasi metabolisme saat itu. Enzim-enzim yang bekerja ini disebut dengan enzim allosterik karena daya katalis enzim tersebut aktif ketika terjadi metabolisme yang spesifik, yang disebut efektor allosterik yang akan mengikat pada sisi non aktif enzim. Jika metabolisme terganggu akibat adanya efektor tersebut, maka disebut negative efektor. Jika efektor tersebut mempercepat proses metabolisme, maka efektor tersebut disebut efektor positif.
• Inhibisi umpan balik.
Efek-efek alosterik inhibisi terjadi ketika suatu saat produk reaksi berikatan dengan sisi alosterik yang pertama kali dalam suatu jalur utama atau cabang dari jalur utama suatu metabolisme. Pengikatan efektor ke enzim menyebabkan perubahan konfigurasi enzim (disebut transisi alosterik) dan ini dapat mengurangi aktivitas katalisi enzim. Oleh karena itu, produk akhir dari suatu rangkaian reaksi terus bertambah dan terkumpul hingga dapat menonaktifkan enzim yang berada di awal dari suatu rangkaian reaksi. Di jalur ini, rata-rata formasi produk akhir perlahan-lahan menurun. Ketika terjadi jalur metabolisme dalam suatu cabang, produk akhir dari suatu cabang tersebut selalu berefek pada enzim yang memimpin pada metabolisme percabangan tersebut. Tipe inhibisi seperti ini dinamakan inhibisi umpan balik atau inhibisi produk akhir.
• Umpan balik perangsang.
Efektor positif biasanya beraksi di satu atau dua cara, yaitu dengan perangsang umpan balik atau perangsang umpan maju. Di dalam perangsang umpan balik, efektor mungkin adalah produk akhir dari suatu jalur percabangan metabolisme yang mengkombinasi dan merangsang reaksi katalis enzim yang terdapat pada awal percabangan reaksi metabolisme ke jalur metabolisme lain. Dengan kata lain, permulaan reaksi untuk mensintesis efektor positif melemah, sementara reaksi lain yang mensintesis produk alternative meninggi.
• Perangsang umpan maju.
Dalam perangsang umpan maju, jalur inisial substrat (atau berada di awal-awal jalur) merangsang aktivitas enzim sepanjang jalur metabolisme.
Ketika enzim alosterik dibentuk oleh satu afektor, hal ini dapat dikatakan sebagai monovalent. Apabila, beberapa enzim alosterik mungkin dibentuk oleh dua atau lebih efektor-efektor, mereka disebut polyvalent. Enzim alosterik tunggal mungkin memiliki sisi-sisi yang terdiri dari negative ataupun positif efektor, dan efektor-efektor ini mungkin berkompetisi dengan lainnya untuk sisi alosterik yang sama atau berikatan di sisi berbeda dari enzim.
Proses Metabolisme yang Diatur oleh Enzim Allosterik
Jalur alternatif untuk sintesis glikogen dan degradasi.Suatu contoh luar biasa dari proses metabolisme regulasi enzim alosterik dibagi berdasarkan hubungan jalur metabolisme dalam hewan, yaitu (1) sintesis glikogen dari glukosa dan (2) oksidasi glukosa menjadi CO2 dan air. Hampir semua proses pemakaian energi di dalam tubuh menggunakan ATP dan banyak dari ATP tersebut berasal dari oksidasi glukosa. Selama beraktivitas (misalnya: bekerja), glokogen diubah menjadi glukosa, yang kemudian masuk dalam jalur metabolisme untuk diubah menjadi CO2 dan air, dengan dihasilkan ATP. Berbeda halnya selama istirahat atau penurunan energi, terjadi penyerapan glukosa untuk diubah menjadi glikogen. Tiga enzim yang berkaitan dengan metabolisme glukosa adalah enzim alosterik, yaitu phosphofructokinase (suatu enzim yang dibutuhkan pada saat mengubah glucose-6-phosphate menjadi CO2 dan air), glycogen synthetase (digunakan pada saat penggabungan dari glucose-1-phosphate menjadi glikogen), dan glycogen phosphorylase (yang memecaha glukosa menjadi glucose-1-phosphate dari glikogen selama katabolisme glikogen).
Ketika kadar ATP tinggi dan tidak ada penggunaan energi di dalam tubuh, glukosa diubah menjadi glikogen (contoh: glikogenesis). Hal ini terjadi karena ATP beraksi sebagai efektor negative dari phosphofructokinase dan glycogen phosphorylase dan sebagai efektor positif adalah sepanjang glucose-6-phosphate dari glycogen synthetase.
Ketika kadar ATP turun dan terjadi pemasokan untuk ATP, sintesis glikogen berhenti untuk mendapat ATP secara langsung dari penyerapan glukosa dan tambahan glukosa dibuat melalui katabolisme glikogen (contoh: glikogenolisis). Jalur ini diaktifkan dengan efek-efek positif dari phosphofructokinase dan glycogen phosphorylase dari perkursor ATP, yaitu AMP.
Hormon epinephrin akan dikeluarkan ke aliran darah selama beraktivitas keras, hal ini juga berakibat pada jalur metabolisme di otot dan di dalam hati. Ketika epinephrine di aliran darah meningkat di dalam otot, hal ini mengikat ke permukaan sel-sel otot dan merangsang sintesis siklus AMP (cAMP) dengan enzim adenycyclase. cAMP kemudian secara alosterik mengaktifkan enzim kedua (protein kinase) yang secara keseluruhan mengaktifkan glycogen phosphorylase tetapi menonaktifkan glycogen synthetase. Fenomenan ini juga mempertimbangkan hubungan kelanjutan dari suatu tahap fungsi hormone-hormon dan peran dari phosphorilasi protein sebagai mekanisme regulator metabolisme.
Secara serempak jadilah aktip sedemikian sehingga efek mereka batalkan satu another-a yang paling status tidak produktif. Allosterism menyediakan suatu basis untuk mengatur tingkatan aktivitas berhubungan jalan kecil berkenaan dengan metabolisme. Peraturan Amino Sintese Asam Escherichia coli adalah suatu contoh kecil berkenaan dengan metabolisme yang menyimpang dari larangan umpan balik. Suatu garis besar jalan kecil yang berkenaan dengan metabolisme untuk sintese tiga amino cuka ditunjukkan gambar 11-9. Lysine, methionine, dan theonine adalah masing-masing manyatukan dari aspartate, dan masing-masing digunakan pritein synhesis. Tanpa kendali berkenaan dengan metabolisme, konsumsi atau pemanfaatan tentang segala salah satu dari amino ini cuka akan merangsang jalan kecil ini dan menyebabkan sintese yang tidak diperlukan amino tak terpakai. Sistem yang tak diatur seperti itu akan mengkonsumsi energi dan sumber daya penting; kedua-duanya faktor bisa mempunyai implikasi survival kepada organisma dan konsekwensi evolusiner kepada jenis itu. Bagaimanapun, di dalam E. Coli, mekanisme pengatur yang allosteric adalah paling efektif. Akumulasi dari tiap amino hasil asam sebagai suatu umpan balik inhition enzim yang pertama di dalam cabang spesific jalan kecil yang mendorong ke arah sintese amino asam itu . Pada gambar 11-9, efek hal negatif ini ditunjukkan oleh bentuk yang dihancurkan.
Enzim ini ada tiga format yaitu tiga isozymes,( pada gambar 11-9) dengan penggunaan tiga panah terpisah untuk menunjukkan konversi aspartate ke aspartylphosphate. Salah satu dari isozymes secara rinci dan dengan sepenuhnya dilarang oleh threonine, yang kedua adalah menyajikan dalam sejumlah kecil secara rinci dilarang oleh homoserine, dan isozyme yang ketiga secara rinci dilarang oleh lisyne. Sebagai tambahan, sintese isozyme yang belakangan ditindas oleh lisyne. ( Penindasan adalah suatu mekanisme pengatur yang mengurangi banyaknya molekul enzim di dalam sel.
Kontrol Mekanisme Regulasi dari Sintesis Enzim Pada Prokariotik
Merupakan metoda lain yang digunakan oleh sel untuk mengatur metabolisme, dengan cara mengubah angka-angka dan jenis enzim yang dihasilkan melalui suatu tindakan yang terintegrasi oleh sel dengan protein penyatu. Kehadiran enzim dalam suatu unsur spesifik boleh jadi menghalangi produksi, akan tetapi dilanjutkan suatu enzim spesifik yang berhubungan dengan metabolisme. Proses ini disebut penindasan enzim (penindasan suatu urutan enzim). Contohnya, sel E coli yang tumbuh pada suatu medium yang kaya akan NH+ ( satu-satunya sumber zat lemas) akan berisi semua sistem enzim yang diperlukan dalam penyatuan asam amino dari cuka organik.
Operon
Operon merupakan suatu model yang menjelaskan regulasi dari ekspresi gen pada sel prokariotik. Model ini di usulkan oleh F. Jacob dan J. Monod pada tahun 1961. Ada dua macam model operon, yaitu:
1. Model operon komponen
Komponen esensial genetik, menjelaskan bahwa operon berisi lebih dari satu gen struktural (SG1, SG2, SG3) dan berdampingan dengan promotor dan operator.

2. Model operon induksi
Model regulasi dari ekspresi gen dengan cara induksi operon. PR adalah promotor untuk gen regulator. R adalah gen regulator. PO adalah promotor untuk operon. O adalah operator.
SEL SYARAF ( NEURON)
Jaringan dari sistem syaraf mengandung sel-sel yang bervariasi. Tetapi salah satu diferensiasi dan spesialisasi yang sangat tinggi adalah sel syaraf atau serabut syaraf. Fungsi utama dari sel-sel ini adalah konduksi dan transmisi impuls dari satu bagian organisme ke bagian lainnya. Bagian yang menerima impuls dan menyalurkannya ke badan sel disebut dendrit dan bagian yang menghantarkan impuls ke luar dari badan sel disebut akson. Ujung dari akson memilki struktur yang khusus dan disebut end plate, yang bertugas untuk memulai penghantaran impuls ke sel berikutnya. Hubungan antara sel saraf atau sel saraf dengan efektor (misalnya kelenjar atau sel-sel otot) disebut sinapsis. Pertumbuhan dari sebuah akson dijaga oleh gerakan sitoplasma yang berkelanjutan dari badan sel saraf. Hingga pertumbuhan berhenti aliran aksoplasmik akan berlanjut dan berperan untuk mengangkut substansi-subtansi yang diproduksi di dalam badan sel menuju akhir dari akson. Sel saraf dewasa menunjukkan pembentukan sekunder dri transport intraseluler yang disebut transport aksonal. Transport aksonal lebih cepat dari pada aliran aksoplamik dan membawa materi-materi pada dua arah selama proses dari sel saraf.

Penghantaran Impuls Saraf
Saraf menghantarkan sinyal-sinyal atau impuls-impuls dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Pada aliran normal, masing-masing impuls bermula dari dendrit dan kemudian menyebar, menyebrangi sel menuju ujung saraf. Impuls dapat dimulai pada bagian permukaan sel manapun dan dapat diperoleh dengan menggunakan satu jenis stimulus termasuk “ kejutan elektrik”, tekanan, panas, dingin, dan perubahan pH.
Potensial Istirahat dan Potensial Aksi
Sitoplasma atau aksoplasma, dalam akson dan cairan ekstraseluler mengandung sejumlah ion-ion dan hantaran elektrik yang bagus, sedangkan aksolema berperan sebagai pengisolasi walaupun sangat lemah. Saat satu anggota dari mikroelektroda yang berhubbngan dengan voltmeter disisipkan ke dalam aksoplasma dan elektroda lain ditempatkan pada cairan ekstraseluler, sebuah potensial elektrik yang melewati membran akan terukur. Ketika sel tidak tersambung dengan impuls, maka potensialnya disebut “potensial istirahat” dan menunjukkan angka yang konstan. Untuk kebanyakan sel saraf, potensial istirahatnya adalah 50-90 megavolt, dengan bagian dalam dari membran negatif berhubungan dengan daerah luar. Ketika sebuah sel saraf di stimulus dan impuls melewati daerah elektroda, sebuah perubahan singkat terekam, perubahan transitor pada potensialnya disebut potensial aksi.

Amaranthus spinosus ( Bayam Duri )

Amaranthus spinosus
( Bayam Duri )


A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus



B. Deskripsi Morfologi
 AKAR
Akar tanaman bayam duri sama seperti akar tanaman bayam pada umumnya, yaitu memiliki sistem perakaran tunggang.
 BATANG



Batang tanaman bayam duri ini kecil berbentuk bulat, lunak dan berair. Batang tumbuh tegak bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial. Batangnya berwarna merah kecoklatan. Yang menjadi ciri khas pada tanaman ini adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman ini.
 DAUN


Daun spesies ini termasuk daun tunggal. Berwarna kehijauan, bentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 sampai 3,2 cm. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm.
Ujung daun : obtusus
Pangkal daun : acutus
Tangkai daun : bulat
Permukaannya : opacus
Bentuk tulang daun : penninervis
Tepi daunnya : repandus.

 BUNGA


Merupakan bunga berkelamin tunggal, yang berwarna hijau. setiap bunga memiliki 5 mahkota. panjangnya 1,5-2,5 mm. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya. Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Bunga ini termasuk bunga inflorencia.
 BUAH
Berbentuk lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm.
 BIJI


Berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 - 1 mm.

C. Deskripsi Anatomi
 BATANG
Batang tanaman ini termasuk herbaceus
Jaringan utama penyusun batang adalah:
o Jaringan epidermis yang terdiri dari selapis sel yang melindungi jaringan di bawahnya.
o Jaringan kortek terdiri dari kolenkim, serabut-serabut dan parenkima.
o Floem terdiri dari saluran dengan tapisan sebagai ciri khasnya, sel pengiring, serabut-serabut dan parenkima.
o Xylem yang terdiri dari pembuluh dan tracheid yang merupakan penyusun utama xylem, serabut-setrabut dan parenkima.
Tipe berkas pengangkut yang dimiliki tanaman ini adalah kolateral terbuka, dimana xylem dan floem dipisahkan oleh kambium.Walaupun tanaman ini termasuk dikotil namun tanaman ini bukan tanaman berkayu. Tanaman ini tetap memiliki kambium vascular sepaerti tanaman dikotil lainnya. Tetapi kambium ini tidak selamanya aktif bekerja sehinnga tanaman ini tidak memiliki lingkar tahun yang menjadi ciri khas tanaman dikotil pada umumnya. Tipe stele batang pada tanaman ini serupa dengan tipe stele yang ada pada akar tanaman ini.


 AKAR
Akar tanaman ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
o Epidermis yang juga berderivat menjadi rambut akar untuk memperluas bidang penyerapan air..
o Kortek. Jaringan kortek akar lebih tebal dibanding jaringan kortek yang ada di batang. Jaringan ini terdiri dari parenkima penyimpan dengan rongga sel yang luas. Ada endodermis pada bagian terdalam dari kortek.dan pada endodermis ini terdapat pita kaspari yang membedakan anatomi akar dan batang.
o Perisikel merupakan deferensiasi dari permukaan silinder prokambium.
o Jaringan penganggkut terdiri dari xylem dan floem. Anatomy xylem dan floem pada akar sama dengan yang terdapat pada batang.
Stele pada akar ini memiliki susunan floem terpisah berselang-seling di sebelah luar lingkaran xylem.Namun struktur ini tidakberkembang ke pusat akar sehingga terdapat empulur pada bagian tengah akar.

 DAUN
Daun terdiri dari 3 bagian utama yaitu
o Epidermis yang merupakan selapis sel dan di sini terdapat stomata yang berfungsi penting dalam proses respirasi. Di kanan kiri stomata terdapat sel yang mengatur kerja membuka dan menutupnya stomata yaitu sel penjaga.
o Mesofil. Jaringan ini terbagi menjadi dua yaitu
o Parenkim palisade yang terdapat di bawah epidermis. Di sisni terdapat banyak klorofil yang di dalamnya terdapat plastida tempat kloroplast yang nerperan dalam proses fotosintesis.
o Parenkim spons yang disusun oleh sel yang tidak beraturan.
o Jaringan pengangkut. Terdiri dari berkas-berkas pengangkut yaitu xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun ini merupkan terusan dari berkas pengangkut yang ada di cabang tanaman. Jadi anatomi berkas pengangkut pada daun ini mirip dengan anatomi pada batang.

DAFTAR PUSTAKA

Gembong, 2003, Morfologi Tumbuhan, 11-91, UGM Press, Yogyakarta.
Robin, Wilfred, 1964, Botany, 96-97, 128-131, 141, John Willey & Sons Inc., USA.
http://www.wikipedia.com ( diakses 12 Mei 2010 pukul 23:33 WIB)
http://www.portaliptek.net ( diakses 12 Mei 2010 pukul 23:33 WIB)
http://www.org/Pier/species/amaranthus_spinosus.htm (diakses 12 Mei 2010 pukul 23:33 WIB)
http://www.tanamamobatindonesia.com ( diakses 13 Mei 2010 pukul 09:24 WIB)